Situasi Garis Batas Negara (GBN) di lokasi Patok 3, RT 02/01, Dusun Kekal, Desa Aji Kuning, Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara ini terlihat repot. Sebagian orang masyarakat terlihat mengantri menanti antrean dari pos penjagaan.
Kegiatan ini bukan perihal yang tabu, sekalinya simpel, akan tetapi empat tentara dari Yonif Raider 613 Raja Alam, Tarakan terlihat berjaga. Satu-satu barang bawaan dicheck, dari mulai isi kantong, tas, sampai karung-karungan.
Baca juga: Jurusan di USU
Seseorang tentara terlihat bersiaga dengan sepucuk senjata yang digengamnya, jari telunjuk tangan kanannya pas di pelatuk, sesaat tangan kirinya menggenggam selonsong.
Beberapa tentara yang lain, terlihat lakukan penelusuran, dari mulai kartu jati diri, arah, sampai waktu kunjungan. Ada juga yang lakukan pencatatan di lembar buku besar, sedang satu tentara lainnya lakukan penelusuran barang.
"Ada kepentingan apakah macik ke Indonesia," kata Pratu Sonny yang menanyakan ke seseorang pelintas, Rabu (17/10) siang.
Walau terlihat menanyakan sporadis, akan tetapi senyuman tetap terumbar dari wajah-wajah tentara ini. Kadang-kadang keramahan lewat canda tawa tampak, beberapa pelintas juga tidak terasa canggung serta tertekan.
Danpos Aji Kuning (Patok 3), Sertu Imansyah Ramadhani menjelaskan, walau ramah, akan tetapi pihaknya masih siaga. Berada tidak jauh dari lokasi negara lainnya, intimidasi kedaulatan serta penyelundupan barang dapat berlangsung setiap saat. Karenanya penjagaan ketat dikerjakan pihaknya di lokasi ini.
"Kita akan cek dokumennya. Seperti KTP ataupun paspor. Jika masalah tidak miliki paspor atau KTP mati, kita tujukan terlebih dulu untuk mengatur perbaikan paspor itu. Serta untuk masyarakat Malaysia yang ingin ke arah kesini, automatis kita laporan kesini ikut serta kita cek ikut berkas-berkasnya seperti dokumen. Jadi jika mereka tidak miliki paspor atau KTP, kita meminta mereka bikin paspor dulu untuk dikembalikan ke negaranya semasing," tutur Sertu Irmansyah di tempat.
Sudah ada hampir dua bulan lamanya Irmansyah berjaga di lokasi Pulau Sebatik. Perasaan rindu mendalam pada ibu di Balikpapan sering hadir. Kadang-kadang dianya manfaatkan waktu senggang untuk lakukan video call waktu terlepas dinas. Sebatas "say hello" serta bertanya berita orangtua dikerjakan pria berusia 25 tahun ini.
"Untungnya sich belumlah menikah," tuturnya disertai tawa kecil.
Baca juga: Jurusan di UNIMED
Menjadi tentara penjaga perbatasan, Sertu Irmansyah dituntut untuk bersiaga penuh 24 jam. Sehari-hari dia juga lakukan penjagaan, penelusuran keluar masuk orang serta barang dikerjakan. Salah dikit, intimidasi kedaulatan dapat berlangsung.
Karenanya, untuk mengoptimalkan peranan anggota, dia sering berkomunikasi dengan beberapa masyarakat, termasuk juga beberapa pemuda serta tukang ojek. Instruksi untuk masyarakat Malaysia ataupun masyarakat Indonesia yang melintas dikerjakan supaya terlebih dulu melalui pos ini.
No comments:
Post a Comment