Thursday, December 20, 2018

Bantah Klaim Trump, Inggris Sebut ISIS Belum Kalah di Suriah

Pemerintah Inggris menyanggah klaim Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, jika ISIS sudah ditaklukkan di Suriah. Inggris ialah sisi dari konsolidasi pimpinan AS yang lakukan serangan hawa pada Isis di Suriah.

Trump dalam tweetnya di hari Rabu menjelaskan: “Kami sudah menaklukkan ISIS di Suriah, hanya satu fakta (tentara) saya ada disana saat Kepresidenan Trump.”

 Baca juga : Jurusan di UMM

Tweet Trump ini juga mendapatkan jawaban dari Menteri Pertahanan Inggris Tobias Ellwood. Menurut Ellwood intimidasi yang diakibatkan oleh ISIS masih tetap tersisa serta "begitu hidup".

“Saya begitu tidak sepakat. Itu sudah menjadi bentuk ekstremisme lainnya serta ancamannya begitu hidup,” kata Ellwood seperti disitir dari The Guardian, Kamis (20/11/2018).

Sesaat seseorang jubir pemerintah Inggris menjelaskan ISIS, atau Daesh, masih tetap adalah intimidasi. "Konsolidasi global pada Daesh sudah membuat perkembangan besar," tuturnya.

“Sejak operasi militer diawali, konsolidasi serta mitranya di Suriah serta Irak sudah merampas kembali sejumlah besar lokasi Daesh serta perkembangan terpenting sudah dibikin dalam beberapa waktu paling akhir di daerah paling akhir Suriah timur yang sudah diduduki Daesh," sambungnya.

“Tapi ada banyak yang mesti dikerjakan serta kita tidak bisa melupakan intimidasi yang mereka kemukakan. Bahkan juga tiada lokasi, Daesh tetap akan jadi intimidasi. Seperti sudah diterangkan oleh Amerika Serikat, perubahan di Suriah ini tidak mengisyaratkan berakhirnya konsolidasi global atau kampanyenya. Kami selalu kerja dengan anggota konsolidasi untuk sampai ini," katanya.

“Kami masih memiliki komitmen pada konsolidasi global serta kampanye untuk menampik lokasi Daesh serta pastikan kekalahannya yang kekal, kerja bersama dengan partner regional kami yang gawat di Suriah serta sekelilingnya. Saat keadaan di lapangan berkembang, kami selalu membahas bagaimana kami sampai arah ini dengan partner konsolidasi kami, termasuk juga AS,” tukasnya.

Pemerintahan Trump diprediksikan akan menarik semua seputar 2.000 pasukan Amerika dari Suriah. Didapati rencana penarikan sudah diawali serta pasukan AS akan mulai pergi secepat-cepatnya.

Ketetapan itu menggarisbawahi perpecahan pada Trump serta penasihat militernya, yang sudah menjelaskan dalam beberapa minggu paling akhir jika kantong militan ISIS masih tersisa serta kebijaksanaan AS menjaga pasukan masih di tempatnya sampai grup itu diberantas.

Baca juga : Jurusan di UINSA

Pasukan spesial Inggris dipercaya ada di Suriah, walau pemerintah tidak sempat memberi komentar tentang peletakan mereka.

Tom Tugendhat, ketua komite masalah luar negeri, menjelaskan langkah Trump ialah surprise.

"Ini ialah operasi yang dikerjakan AS, serta lakukan dengan efisien, tidak cuma di Suriah tapi untuk menjaga suport buat pemerintah di Irak ikut," tuturnya.

“Apa yang kami coba baca di sini yaitu intrik internal Gedung Putih serta Pentagon. Cukuplah jelas jika kami mendapatkan tanda-tanda berlainan yang hadir dari Gen Jim Mattis, menteri pertahanan, serta Presiden Trump,” paparnya.

No comments:

Post a Comment