Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo akui prihatin dengan adanya banyak petugas penentuan umum (pemilu) yang wafat karena kecapekan dalam melakukan pekerjaan mengadakan pemilu.
Sampai sekarang ini telah beberapa puluh orang wafat serta jatuh sakit selesai melakukan pekerjaannya mengadakan Pemilu Serentak, Rabu 17 April kemarin.
Baca juga : Jurusan di UNIPDU
“Kami menanti saran dari Tubuh Pengawas Pemilu (Bawaslu) serta Komisi Penentuan Umum (KPU). Itu saja pada prinsipnya. Ya saya meyakini pemerintah akan memberi penghargaan tetapi jika masalah biaya itu agar kelak Bawaslu dahulu fix-nya berapakah yang sakit, berapakah yang gugur termasuk juga KPPS-nya termasuk juga beberapa anggota Polri ya,” papar Mendagri pada wartawan selesai ikuti Rapat Hanya terbatas, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (22/4/2019) siang, seperti diambil dari setkab.go.id.
Mendagri sepakat dengan saran dikerjakannya pelajari pada penyelenggaraan pemilu serentak yang melelahkan, serta sudah minta banyak korban jiwa itu.
Walau demikian, ia masih tetap menanti Komisi Penentuan Umum (KPU) menginformasikan hasil Pemilu.
“Kami tidak ingin menekan dahulu, tetapi sesudah pengumuman KPU sah kelak peluang awal pemerintahan akan mengulas dengan DPR. Saya duga ini mesti diulas dengan DPR baru,” papar Mendagri
Baca juga : Jurusan di UMJ
Ia yakini KPU telah membuat pelajari. Kemendagri juga membuat pelajari yang menyangkut ketetapan MK, keserentakan itu apa mesti hari, tanggal, jam, bulan yang sama.
Demikian dengan tentang waktu kampanye apa mesti demikian bulan, itu saja. “Saya duga yang penting bagaimana bangun satu skema pemilu yang demokratis tapi yang lebih efisien, lebih efektif,” papar bekas anggota Komisi I DPR ini.
No comments:
Post a Comment