Saturday, February 9, 2019

Bertemu Kiai dan Habaib, Jokowi: Perkuat Ukhuwah Ulama dan Umaro

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengadakan acara bersilahturahmi dengan beberapa kiai serta habaib se-Jakarta, Depok, Tangerang, serta Bekasi (Jadetabek), Kamis (7/2/2019).

Dalam pertemuan yang diselenggarakan di Istana Negara, Jakarta itu, Jokowi didampingi Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Syaifuddin serta Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko.

Jokowi mengemukakan jika bersilahturahmi ini mempunyai tujuan untuk menguatkan ukhuwah pada ulama serta umaro dan mengulas beberapa perihal yang terkait dengan permasalahan keumatan.

Baca juga : Jurusan di UNRI

“Insya Allah negara ini tetap akan adem-ayem, tenteram, dingin, sejuk sebab saya yakini jika beberapa ulama telah memberikan tausiyah serta saran pada umatnya, pada santrinya, berikut yang tetap jadikan contoh,” tutur Presiden Jokowi.

Jokowi mengemukakan jika belakangan ini banyak berlangsung berita-berita fitnah, hoax yang tidak cuma berlangsung di Indonesia saja akan tetapi pun di negara tetangga yang lain.

“Ini pun berlangsung di beberapa negara lainnya sebab terdapatnya keterbukaan sosial media. Jika dahulu koran dapat diedit, dapat dikoreksi oleh redaktur oleh redaksi, saat ini semua penduduk, individu, pribadi-pribadi dapat membuat pendapat koran sendiri-sendiri, ini perbedaannya,” jelas Presiden seperti diambil dari setkab.go.id.

Jokowi pun memberikan contoh contohnya Perdana Menteri Malaysia, Sultan Brunei, Perdana Menteri di Eropa serta Timur Tengah pun menyalahkan perihal yang sama tentang penyebaran desas-desus hoax lewat sosial media yang tidak bisa dihambat serta dilarang.

Menurut Presiden, perihal terpenting salah satunya ialah bagaimana membentengi pribadi-pribadi yang berada di negara ini dengan satu budi pekerti yang baik, ciri-ciri keislaman yang baik, ciri-ciri ke-Indonesiaan yang baik, dengan tata krama yang baik, dengan nila-nilai agama yang baik.

“Saya duga bentengnya semacam itu. Bukan dilarang, bukan diblok karenanya malah semakin membuat semakin besar kembali, membuat jika dalam arti sosmed justru lebih viral kembali. Serta repotnya memang negara kita ini kebanyakan momen politik,” katanya sambil mengemukakan jika ada agenda penentuan bupati/wali kota, gubernur, serta presiden.

Tahun kemarin, sambung Presiden, ada 171 pemilihan kepala daerah, awal mulanya 101 pemilihan kepala daerah. “Jumlah yang tidak dikit berikut saya duga yang pun memengaruhi keadaan politik yang berada di Tanah Air, baik di pusat, baik di Jawa ataupun di daerah, baik di luar di Pulau Jawa,” imbuhnya.

Baca juga : Jurusan di UNAND

Kepala Negara pun mengemukakan jika sebenarnya jika semua pihak telah masak dalam berpolitik itu yang namanya fitnah serta hoax tidak mengakibatkan permasalahan.

“Problemnya memang kita memang tingkatan proses ke arah ke satu kedewasaan serta kematangan dalam berpolitik. Hingga, sering berita-berita fitnah itu begitu mengguncangkan penduduk, begitu memengaruhi kenyamanan penduduk dalam kehidupan setiap harinya,” papar Jokowi sambil memberikan contoh tentang rumor PKI serta kriminalisasi pada ulama yang menyerang dianya.

Presiden mengakui bicara apa yang ada serta sesudah empat tahun baru saat ini dianya menjawab dakwaan itu. “Hampir saya ini telah empat 1/2 tahun diam serta sabar saja. Tidak sempat jawab, komentar. Tapi saat ini saya butuh jawab. Menjawab itu bukan geram lho ya, menjawab. Tolong dibedakan,” katanya.

No comments:

Post a Comment