Amerika Serikat (AS) sudah mencabut visa anggota Majelis Konstituante Venezuela di dalam tekanan yang berkepanjangan untuk tingkatkan desakan pada Caracas. Demikian yang disebutkan utusan spesial untuk Venezuela.
Baca juga : Akreditasi Prodi UNSIL
Elliott Abrams tidak mengatakan jumlahnya tentu anggota instansi itu yang terserang efek, pun tidak mengatakan nama mereka. Akan tetapi dia menjelaskan jika aksi itu membidik tubuh yang disebutnya "tidak resmi" itu.
"Meskipun saya tidak bisa mengatakan nama sebab info visa dilindungi, saya bisa mengatakan jika kami selalu ambil aksi pada mereka yang merusak lembaga-lembaga demokrasi Venezuela," katanya.
"Tubuh ini sudah merampas banyak kemampuan konstitusional Majelis Nasional yang resmi, serta wujudkan penghancuran (Presiden Venezuela Nicolas) Maduro atas lembaga-lembaga demokratis," paparnya seperti dikutip dari Anadolu, Jumat (8/2/2019).
Dalama peluang itu Abrams selalu mengatakan Maduro untuk melepas kendalinya, dengan menjelaskan jika tidak permasalahan ke manakah dia akan pergi, saat tidak kembali pimpin negara Amerika Selatan itu.
Majelis Konstituante Venezuela dibangun oleh Maduro pada tahun 2017 untuk menukar Majelis Nasional yang dikuasai oposisi.
Pencabutan visa itu berlangsung di tengahnya dorongan diplomatik serta ekonomi Washington yang terus-terusan untuk memaksa Maduro menyerahkan kekuasaannya pada pemimpin Majelis Nasional Juan Guaido, yang mengatakan dianya menjadi presiden sesaat pada 23 Januari kemarin.
AS, Kanada, sejumlah besar negara di Amerika Latin serta lebih dari 20 negara Eropa sudah memberi suport pada Guaido sesudah pengumuman itu. Tapi Maduro menampik seruan supaya ia mundur, bersikukuh Washington tengah mengendalikan kudeta pada pemerintahnya.
Baca juga : Akreditasi Prodi TEL-U
China, Iran, Rusia, serta Turki masih memberi suport pada Maduro.
Venezuela sudah diguncang tindakan memprotes semenjak 10 Januari saat Maduro dilantik untuk waktu jabatan ke-2 sesudah pengambilan suara yang diboikot oleh oposisi.
Guaido mengatakan untuk meneruskan demonstrasi di negara itu dalam usaha untuk tingkatkan desakan pada Maduro.
No comments:
Post a Comment