Pakar Bhs Kampus Mataram, Prof Dr Mahsun menilainya bhs Indonesia jadi bhs pemersatu bangsa butuh selalu dirawat. Lewat pelestarian bhs supaya tidak terdegradasi oleh bhs asing.
Baca juga: Biaya Kuliah UII - Pendaftaran UII
Perlunya peranan bhs ini ditegaskan Mahsun dalam Focus Group Discussion (FGD) dengan topik " Peranan Strategis Bhs Indonesia serta Genetika dalam Melindungi Keutuhan NKRI ", di Kantor Dewan Pimpinan Pusat Instansi Dakwah Islam Indonesia (LDII), Jakarta, Rabu (21/3/2018).
Mahsun mencontohkan, satu diantara yang tengah massif serta butuh diwaspadai yaitu degradasi Bhs Melayu oleh Malaysia. Malaysia mendorong internasionalisasi bhs Melayu ke Indonesia. Mereka selalu berupaya supaya bhs Melayu ada diatas bhs Indonesia.
" Bhs Melayu Malaysia, dalam undang-undang mereka terang digunakan jadi bhs nasional. Namun dalam penggunaan nyatanya mereka tidak menguasai. Mereka menggandeng Indonesia menguatkan supaya Melayu jadi bhs internasional hingga nanti warga Malaysia juga akan belajar sekali lagi bhs itu, " jelas penulis buku Tanah Air Bhs Indonesia ini.
Kata Mahsun, Bhs Melayu yaitu nama beda dari Bhs Indonesia. Walau sebenarnya telah terang sekali lain, mulai dialegnya, hingga ke beberapa aturan bhs yang lain. Begitu juga dengan hirarki bhs, Bhs Melayu yaitu bhs daerah yang tempatnya ada dibawah bhs Indonesia.
Hal semacam ini tampak dalam masalah Paulinah, warga Indonesia yang menuntut pengetahuan diluar negeri. Sesudah pulang dia menikah dengan orang Indonesia. Anaknya besar di Indonesia, tapi banyak di ajarkan Bhs Inggris serta tidak dapat berbahasa Indonesia.
" Pikirkan bila semuanya anak Indonesia sesuai sama itu, bagus dalam berbahasa Inggris serta bagus incomenya (keuangan). Kelak semuanya generasi muda kelak anak-anaknya diajari bhs pertamanya bhs Inggris, lama kelamaan bhs Indonesia yang disebut roh bangsa hilang, " ucapnya.
Hal seirama diutarakan Ketua Umum DPP LDII, Abdullah Syam. Dia menilainya bhs mempunyai peranan perlu dalam melindungi keutuhan NKRI. Hingga begitu butuh dikerjakan penyamaan persepsi berkaitan hal itu. " Nyatanya pendekatan bhs serta pendekatan genetik yang buat kita kuat. Jadi satu diantara bentuk dari empat konsesus bangsa, yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika serta NKRI, " tutur dia.
Baca juga: Biaya Kuliah UGM - Pendaftaran UGM
Menurut dia saat seorang diikat dengan kesamaan genetik, dia tak akan sekali lagi mempersoalkan hal yang berbentuk visual. Seperti ras kelompok ataupun agama. " Tak ada sekali lagi saya kriting saya item. Orang Jawa begini, Palembang begini. Tapi ada kita satu genetik, satu bangsa, " tuturnya.
No comments:
Post a Comment